Berkat Mereka

on Sep 15, 2012

"Di saat kita berdiri pada satu tempat, maka jangan acuhkan lingkungan di sekelilingmu."

Ya, kita berpijak di bumi bukan hanya seorang diri. Ada keluarga dan teman - teman kita yang senantiasa menemani.  Di saat semangat kita mulai terkikis, merekalah yang bergerak agar semangat kita kembali. Di saat kita bahagia, mereka akan ikut tertawa dan tersenyum bahagia karena turut berbahagia dengan kebahagiaan yang kita dapat. Namun, seringkali hal tersebut malah terlupakan. Seringkali kita menganggap pemberian kecil orang yang baru kita kenal atau belum lama kenal adalah sesuatu yang sangat berharga,  dan pemberian besar dari orang - orang terdekat adalah sesuatu yang biasa - biasa saja. Padahal keluarga dan orang - orang terdekat yang senantiasa menemani kita. 

Mungkin hal tersebut tidak pernah kita sadari. Hal - hal kecil yang mereka lakukan agar membuatmu merasa nyaman, membuatmu merasa tak sendiri, merasa memiliki teman, dan hal - hal lain yang membuatmu tetap bahagia. Mungkin usaha mereka untuk membuatmu tak menangis tak pernah kau perhatikan, namun mereka memperhatikanmu. Oleh karena itu patutlah kita bersyukur memiliki orang - orang seperti mereka.

Memang orang - orang terdekat dengan kita adalah orang yang seharusnya masuk dalam jajaran prioritas untuk kita mintai maaf atau berterima kasih. Karena apa? Karena intensitas interaksi dengan mereka sering, dan saat itulah kemungkinan kita membuat kesalahan sangat besar, entah kesalahan yang kita sengaja maupun tidak. Karena dengan hadirnya mereka, kita menjadi tidak sendiri, banyak hal yang mereka lakukan untuk kita. Kita tidak kesepian, karena ada mereka. Meskipun sebenarnya ada Dzat yang selalu bersama kita, yakni Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Namun, mereka tetap orang - orang yang terdekat dengan kita. Bersyukurlah karena Allah memberikan kasih sayang-Nya melalui orang - orang seperti mereka :).

Hai, Kamu

on Sep 11, 2012
Hai kamu yang disana? Bagaimana kabarmu? 
Mungkin sudah lama, lama tidak melihatmu kembali. Setelah sekian lama, kenapa rasa ini kembali mucul menggelayuti mimpiku. Hal yang sudah lama terlupa dan terbungkus dalam album biru muncul kembali dalam sisi hatiku. Aku juga tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal sebenarnya aku sendiri tidak ingin seperti ini. Namun, aku tidak bisa membohongi hatiku sendiri.

Bertahun - tahun perasaan ini bersarang di hati, namun tak kunjung terjawab. Meskipun apabila terjawab aku juga tidak tahu harus melakukan apa. Kupikir rasa ini kian mengikis, namun rasanya belum benar - benar hilang dalam lembar hidupku. 

Jujur, aku berharap semua ini hilang. Namun mengapa seakan sulit? Apakah karena massanya yang terlalu besar? atau karena hal lain? Aku sendiri tidak tahu. Bimbang dengan apa yang harus aku lakukan untuk menghapus memori itu dalam otakku. 


di satu senja

Selang waktu melangkah, sepertinya aku sudah mulai lupa. Namun kenapa kamu muncul kembali? Kenapa acap kali bertanya tentangku? Kenapa memberi kabar tentangmu padaku? Sebenarnya apa yang kamu mau, dan siapa kamu sebenarnya? Kenapa muncul di saat ingatan tentangmu mulai menguap?

Ya, aku bukan siapa - siapa untukmu. Semoga perasaan yang dahulu pernah singgah, berakhir. Semoga kamu yang pernah tertulis di sisi hati ini bisa terhapus seiring berjalannya waktu. Tak apalah jika kau masih mau memberi kabar, tak apalah jikalau kita masih saling berkomunikasi. Mungkin hanya berupa obrolan - obrolan ringan yang dapat menghibur di saat diri sedang kurang bahagia. Setidaknya kamu menjadi salah satu daftar teman dalam hidupku. Well, semoga kita menjadi saudara :)

Biarkan Hatimu Bicara

on Sep 9, 2012

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hatimu.

- Biarkan Hatimu Bicara :) -

Kisah si Atun, Inem, dan Printer

on Sep 7, 2012

Di suatu malam, ada dua orang yang sedang ngos - ngosan naik ke lantai tiga untuk mengumpulkan berkas yang deadlinenya juga malam itu. Sebut saja si Atun sama si Inem. Tiba di tempat pengumpulan, eh ditolak itu berkas. You know why? Gara - gara formatnya gak bener. Terus dua cewek ini bingung, mau nge-print dimana malem - malem gini. Harus turun lagi, ntar naik lagi. Akhirnya selidik punya selidik, di lantai dua ada printer. Tanpa pikir panjang, langsung berangkat deh dua orang ini.

Si Atun nih nanya ke Inem, " apa bener ini ya ruangannya?". "Ah, coba saja masuk nanya", kata si Inem. Masuk deh dua orang itu. Setelah masuk, mereka berdua bersitatap. Sepi. Cuma ada sekitar 3 - 4 orang yang gak mereka kenal. "Permisi, Mas. Disini bisa ngeprint nggak?", tanya si Atun ke salah satu manusia yang ada disana. Entah mengapa dia lempar pertanyaan ke satu manusia yang lain. Terus coba tebak jawabannya apa? "Oh, mau ngeprint? Emang disini ada printer ya? -__________-", jawab manusia kedua penghuni ruangan ini. Oke, habis gitu dua orang ini langsung keluar.

"Helloo, loh tanya gue, terus gue harus tanya sama siapa??? Sama tembok. Ini ruangan yang huni siapa? malah nanya ada printer atau nggak? Emang loh pikir gue surveyor, atau tukang sensus gitu tau disini ada printer atau nggak? Atau perlu kita obrak - abrik tempat ini untuk nyari itu printer.", gerutu si Atun sama Inem. 

Mungkin di atas itu cerita geje, tapi ada satu hal yang harus kita inget. Hargailah orang lain, meskipun kamu tidak mengenalnya. Karena dengan menghargai orang lain setidaknya Anda menghargai diri Anda sendiri. Bayangkan perasaan si Atun sama Inem menghadapi respon dari orang yang menjaga ruangan tadi. Pasti sakit hati. Setidaknya jawablah dengan baik - baik agar tidak melukai hati orang yang bertanya. 

Love

Love is patient, love is kind. It does not envy, it does not boast, it is not proud. It is not rude, it is not self - seeking, it is not easily angered, it keeps no record of wrongs. Love does not delight in evil but rejoices with the truth. It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres.