Perjuangan Hidup sang Elang

on Oct 6, 2011

             Elang adalah hewan kelas aves dari kingdom Animalia. Elang termasuk dalam family Accipitridae dan ordo Accipitriformes. Tubuh elang diselubungi bulu – bulu pelepan. Elang merupakan hewan berdarah panas. Elang merupakan hewan pemangsa, makanan utamanya dalah tikus, tupai, dan ayam. Namun, ada sebagian elang yang menangkap sebagai makanan utama mereka.
                Ada sesuatu yang spesial dari siklus hidup burung elang. Elang memiliki umur paling panjang diantara burung – burung lainnya. Umur elang bisa mencapai 70 tahun untuk satu masa siklus hidupnya. Namun, untuk mencapai umur itu, elang membutuhkan perjuangan yang sangat berat di umur 40 tahun.
                Di usianya yang ke – 40, situasi ini sangat berat bagi sang elang, dia hanya memiliki dua pilihan, MATI atau BERTAHAN menghadapi penderitaan untuk menjalani proses perubahan selama hampir 150 hari.  Saat itu, cakarnya yang tajam berubah menjadi keras dan kaku. Hal ini tentu menyulitkan sang elang saat dia memegang mangsa yang hendak dimakan. Dia sudah tidak bisa lagi mencari mangsa dengan optimal. Padahal selama ini, dia tidak pernah mengalami kendala berat untuk memegang mangsanya.
 Paruhnya yang kuat dan tajam berubah menjadi panjang dan bengkok hingga menyentuh dada. Tidak hanya itu, kedua sayap yang selama ini dia gunakan untuk terbang, kini mulai menua. Dia tidak bisa terbang dengan baik karena bulunya memanjang dan menebal sehingga menjadi beban berat sang elang untuk terbang.
Proses ini mengharuskan elang untuk terbang ke puncak gunung, hanya duduk di bebatuan di tebing yang curam. Dia memukul – mukul paruhnya pada batu, berusaha sekuat mungkin agar paruh lamanya segera terlepas. Setelah paruhnya terlepas, sang elang harus menunggu paruhnya yang baru tumbuh.

Tak cukup disini, setelah paruhnya kembali dia menggunakan paruhnya untuk mecopoti kukunya satu persatu. Ketika kukunya sudah terlepas dan menunggu kuku yang baru tumbuh, dia harus segera merontokkan bulu – bulu sayapnya. Dia mencabut satu persatu bulunya lalu menunggu bulunya tumbuh kembali. Akhirnya, setelah lima bulan dia terlahir kembali sebagai sang elang dengan kemampuan terbang dan hidup barunya seperti sedia kala untuk hidupnya selama 30 tahun ke depan.
Sungguh berat perjuangan sang elang jika dia menginginkan hidupnya berlanjut. Hal ini patut dijadikan motivasi untuk hidup. Hidup perlu perjuangan, jika kamu tidak berjuang maka kamu tidak akan bisa melanjutkan hidup. Ada yang bilang, hidup itu pilihan. Kadangkala kita dihadapkan pada pilihan – pilihan yang sulit. Namun, diantara pilihan itu, kita harus menentukan satu pilihan untuk hidup kita, meskipun kita akan melewati masa – masa berat karena pilihan tersebut. Jangan pernah sekalipun berhenti berjuang. Karena dibalik perjuangan berat, kita akan menemukan suatu hal yang luar biasa. Setitik perjuangan akan tetap memberikan manfaat pada setiap yang berjuang.



3 comments:

Anonymous said...

Ketika pertama kali membaca tentang elang yang memudakan kembali alat-alat pencari nafkahnya (kuku , paruh dan bulu sayap) saya berpikir memang seperti itu, namun belakangan saya mulai ragu karena jika kita mencari bacaan tentang elang justru keistimewaan tersebut tak pernah diceritakan. Aneh bukan? Atau Anda pernah membaca bahwa hal tersebut benar terjadi pada elang atau sekadar kisah untuk memotivasi?
Bayangkan jika paruh ditanggalkan hanya untuk menumbuhkan paruh baru apa elang sementara itu berpuasa? Saya juga jadi teringat ketika adik saya memelihara kucing. Ada seekor yang buta, ternyata si kucing buta tidak pernah mengasah/ memendekkan kukunya sehingga kukunya sampai melengkung menusuk jarinya. Jadi kami harus membantu memotongnya. Berbeda dengan kucing lain yang selalu mengasah kuku sehingga tidak menjadi terlalu panjang.

Unknown said...

Untuk hal ini niat saya hanya ingin berbagi cerita mengenai cerita yang disampaikan oleh salah satu pemandu di satu pelatihan yang saya ikuti. Tujuan utamanya memang memotivasi, mohon maaf belum bisa menjawab pertanyaan anda untuk fakta kehidupan sang elang seperti apa, saya juga sedang mencari. Terima kasih :)

Unknown said...

maaf apakah kamu pengarang dari cerita ini?

Post a Comment

Let's comment aboout this